Kebutuhan Infrastruktur Data Center di Indonesia

Indonesia masih merupakan negara berkembang dengan 200jt lebih penduduk yang tersebar di seluruh Nusantara. Wilayah kepulauan Indonesia yang tersebar banyak dan teknologi internet yang semakin menjangkau sampai ke pelosok dan laut, menjadi tantangan tersendiri dalam pengadaan infrastruktur data center di Indonesia.

Tentunya seperti di negara lain, infrastruktur data center di Indonesia juga harus memenuhi standard kualitas yang di tetapkan, dengan pasokan listrik yang stabil dan lebih bagus lagi jika sudah mulai menggunakan energi surya sehingga dapat masuk kedalam tahap green data center.

Perkiraan Kebutuhan Data Center di Indonesia

Diperkirakan kebutuhan data center di Indonesia mencapai 375.000 meter per segi dengan kondisi di tahun 2016 ini sudah ada sekitar 290.000 meter per segi, dengan terbesar dimiliki oleh Telkom Sigma seluas 100.000 meter per segi lebih.

Era sosial media dan ekonomi digital mengantarkan peningkatan drastis pada kebutuhan infrastruktur data center di Indonesia,  oleh karena itu perusahaan Data Center di Indonesia semakin besar peluangnya untuk memperluas bisnisnya, dan sudah banyak pemain kelas dunia yang masuk ke Indonesia per 2016 ini dan terus bertambah.

Seperti yang dilansir dari hasil penelitian sebuah perusahaan konsultan pemasaran Frost & Sullivan, mereka menemukan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan pasar data center sebesar 40% dan ini tertinggi di Asia dan Australia.

Di bulan April ini kami mendapat isu bahwa CloudFlare sebuah perusahaan penyedia Cloud Data Network yang memberikan sistem keamanan khusus untuk DDoS attack memilki rencana untuk membuka data center di Indonesia namun akan terbentur juga pada jaringan internet karena mau tidak mau harus melalui Singapore yang memiliki satelit (entah kenapa dulu satelit Indonesia di jual pemerintah, ini benar-benar keputusan yang sangat tidak strategis), infrastruktur koneksi jaringan internasional di butuhkan untuk perusahaan dunia yang melayani publik di seluruh dunia seperti cloudflare terutama yang bermain pada sektor web service.

Lain halnya dengan Google dan Facebook, seharusnya mereka bisa menempatkan server di Indonesia dan mereka akan dapat lebih berhemat, mungkin saja mereka masih khawatir dengan ketidak konsistenan para pembuat kebijakan di Indonesia sehingga enggan menempatkan servernya di data center Indonesia dan lebih memilih di Singapore.

Kebutuhan Infrastruktur Data Center di Indonesia


Kebutuhan Listrik untuk Infrastruktur Data Center di Indonesia


Demikian kebutuhan listrik yang di supply untuk infrastruktur data center Indonesia mengalami peningkatan dari 330 MegaWatt ke 475 Mega Watt (prediksi berdasar statistik di tahun 2016 ke 2020). Hal ini harus di dukung pemerintah dengan membuat enegri listrik tenaga surya jika kebutuhan ini semakin meningkat.

Minyak dunia memang sedang dalam harga terendah, namun kenyataannya di Indonesia harga listrik tidak turun secara signifikan, dan untuk solar pun juga tidak turun signifikan sehingga untuk kebutuhan listrik selain dari PLN dan Genset, ada baiknya para perusahaan data center mulai membangun sendiri ladang solar panel untuk pasokan listriknya sembari membukan lahan perkebunan atau membuat waduk sendiri untuk mendapatkan 2 energi dari air dan tenaga surya.

Untuk kebutuhan pengatur suhu dan sistem chiller di data center, perusahaan penyedia jasa data center di Indonesia dapat menggunakan pasokan gas dari PGN.

Kebutuhan Perangkat Keras dan Jaringan Komunikasi Data

Storage solutions dan sambungan kommunikasi data lokal dan internasional juga merupakan hal kritis, namun teknologi berkembang dengan sistem Brtfs data center dapat lebih lega mengenai sistem monitoring kondisi hardware penyimpanan yang dapat menyebabkan data loss, karena sebuah data center di tuntut untuk terus dapat terhubung dan diakses, serta dapat memilki infrastruktur yang mendukung untuk menjaga data agar jangan sampai hilang sedikitpun karena apapun.

Saat ini nilai investasi data center di Indonesia telah mencapai hampir Rp. 2.5 triliun dan ini masih terus bertambang seiring pembangunan gedung-gedung data center yang belum selesai oleh para penyedia jasa data center seperti Bizznet di Bali dan Telkom Sigma, DCI di Cibitung, NTT dan lainnya.

Ini adalah kesempatan bagi para anak bangsa untuk berkreasi dalam era digital, banyak start up Indonesia seperti Nadim Makarim dengan Gojeknya dan William Tanuwijaya dengan Tokopedianya serta Achmad Zaky dengan Bukalapak.Com yang kesemuanya itu memerlukan sebuah ruang penyimpanan data dan aplikasi yang handal untuk kegiatan operasional sehari-hari mereka.

Data center harus mulai melupakan perbanakan dan institusi finansial, karena kedepannya perusahaan e-commerce, aplikasi android, dan perusahaan asing yang sering mengalami bencana alam di sekitar Indonesia seperti Jepang akan mulai melirik fasilitas-fasilitas data center yang ada di Indonesia pada era Internet of Things ini.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Perusahaan Data Center di Indonesia

Mini Data Center untuk Perusahaan Indonesia

Contoh Perusahaan Yang Sukses Melakukan Transformasi Digital